Kamis, 05 Juli 2007

Sepenggal Cerita Anak Jalanan


20:23 WIB. Pontianak hujan rintik.
Saya dan satria* tercinta saat itu sedang bercokol di jalan raya yang dingin. Ramai. Gaduh. Bau (tepatnya ketika melewati area Pasar Flamboyan). Didepan sana sudah lampu hijau. Saya tancap gas 60km/jam pun, teteup engga terkejar. Akhirnya berhentilah disana. Perempatan jembatan Tol-Gama-Tanpur-Imbon.

Ada dua orang anak kecil disana. Yang lebih tua perempuan, dan cowok kecil yang satunya lagi mungkin adiknya. Sebab ia memanggilnya "Kak". Saya enggak tau apa memang budaya anak jalanan yang serba akrab karena merasa senasib sepenanggungan, atau memang itu kakaknya. Entahlah. Malas buat berpikir lebih lanjut saat itu.

Mereka menyodorkan kaleng kosong ke arah saya. Saya cuman menggeleng kecil. Bukannya pelit, tapi bagi saya saat itu cukup repot untuk membuka tas sementara sebentar lagi lampu hijau akan menyala. Melihat gelengan saya, mereka segera berlalu. Tanpa ekspresi.

Anak-anak jalanan cukup banyak berseliweran di sekitar lampu merah kota Pontianak. Kulit mereka hitam pekat. Rambutnya kering, kuning. Dihighlight langsung oleh matahari. Pakaiannya tidak layak lagi, terlihat tipis dan kumal.. Apa yah kata yang tepat untuk mereka.. Kasihan?
Iba memang. Pernah saya lihat seorang anak jalanan yang numpang tidur di ruangan mesin ATM. Tak beralas. Hanya berbantal tangan. Dikesempatan lain, saya melihat seorang bapak (kelihatannya orang Batak) yang dimintai uang oleh mereka. Tapi bukannya uang yang didapat, hardikan "Enak aja...Minta sama pemerintah !!!!" yang mereka peroleh. Padahal sang bapak kelihatan rapi, kaya dan berpendidikan.

Masalah anak jalanan memang sudah semestinya ditangani baik-baik oleh pemerintah kita. Namun sayang, saat ini hanya kaor-koar pidato mereka saja yang terdengar. Realisasinya belum terlihat. Apakah anak-anak jalanan ini yang sukar diatur atau pemerintah yang hanya "mbulak"** saja? Cuman intern mereka yang tahu..

Eniwei..soal bapak Batak yang menghardik tadi, saya engga tau mau menyalahkan dia atau tidak. Mungkin saja dia keseringan dimintai uang oleh anak-anak tadi, sehingga udah bosen. Atau memang gaya bicaranya yang kasar tapi sebenarnya hatinya.. (Tuhan yang tahu klo soal ini).
Bingung ah...kapan-kapan kita tanyain orang Batak.......


*Motorku
**Berbohong

1 komentar:

bangkit wismo mengatakan...

hm...aku juga pernah ngbrol sama anak jalanan. dia perempuan. mulanya, dia cuma ikut2an temen doank. tapi, dia akhirnya "turun ke jalan" dengan kesadaran sendiri. kesadaran buat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. dan kelulusan sekolahnya, tentu.

aku juga bingung mau menyalahkan yang mana. yah, itupun juga kalo kite perlu menyalahkan sesuatu ataupun seseorang.
heheheheee