Jumat, 13 Juli 2007

Lagu Rindu dan Realita

Pernah dengar lagu yang berjudul "Lagu Rindu"? Kalo engga salah, Kerispatih yang membawakannya. Liriknya begitu indah..nadanya sederhana namun terdengar begitu tulus dan mesra. Melalui ucap kata dan sebait puisi lewat bibirnya..sang penyanyi ingin mengungkapkan rasa dan kerinduan kepada sang pengisi hatinya.

Bintang malam katakan padanya..
Aku ingin melukis sinarmu dihatinya...
...
Tahukah engkau wahai langit..
Ku ingin bertemu membelai wajahnya..
Kupasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya..
...
Lagu rindu ini kuciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta..
Walau hanya nada sederhana
Ijinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan..

Apa sih rumus kimia dari suatu molekul cinta? Sehingga setiap orang bisa begitu memuja dan menyayangi seseorang? Sampai-sampai ada suatu ungkapan yang mengatakan I would rather die tomorrow rather than living another 100 years without knowing you.. Wow, racun dosis tinggi.

Setiap perempuan pasti ingin menjadi tokoh pujaan dalam lagunya Kerispatih. Begitu dipuja..di kasihi. Namun lagu adalah lagu. Lirik hanya sebatas lirik. Nada mengalun, namun realitanya begitu berbalik. Seorang lelaki kekasih wanita mungkin akan mampu mengucapkan 1001 kali kata sayang, membacakan puluhan bait puisi cinta..namun pada pelaksanaannya adalah nol besar. Ketika perempuan pujaannya sungguh membutuhkan dirinya ..maka disaat itu ia tidak ada. Ketika perempuan pujaannya sakit atau terluka..maka disaat itu ia tidak akan perduli padanya. Dan disaat perempuan pujaannya menangis dan bertanya mengapa, saat itulah berjuta alasan keluar dari mulutnya. Alasan yang paling jitu dan paling sering terdengar adalah "aku tidak ingin mengganggumu".

Mungkin Tuhan lupa memasukkan komponen "mengerti Hawa" dihati lelaki ketika Ia menciptakan mereka. Akibatnya mereka tidak pernah mengerti begitu banyak hal yang dipikirkan perempuan pujaan mereka. Lebih tepatnya, lelaki sang rasio tidak pernah ingin mencoba mengerti dan ego adalah yang terutama. .
Seiring dengan perjalanan sang waktu, pelan tapi pasti larutan cinta dalam hati perempuan itu akan menjadi tawar, karena terlalu banyak tercampur dengan air mata. Sekarang adalah dalam perjalanan itu...


Tidak ada komentar: