Rabu, 18 Juli 2007

Membunuh Impian


Mulai dari Senin lalu, liburan sudah usai. Tahun ajaran baru sudah dimulai. Senin kemarin ketika saya berangkat ke kantor, baru saya sadari betapa sepinya jalanan raya dimusim liburan. Dan kini, jalanan kembali ramai dan macet. Kota seolah hidup kembali dari lengangnya musim liburan.

Kembali ke sekolah setelah sekian lama libur adalah hal yang menegangkan sekaligus menyenangkan. Apalagi bagi yang baru pertama kali menginjak bangku sekolah atau baru memulai tingkat pendidikan selanjutnya di lingkungan sekolah yang baru. Membayangkan akan bertemu teman-teman baru, guru yang baru, lingkungan dan mata pelajaran yang asing menimbulkan suatu sensasi yang luar biasa. Cemas tapi ingin. Setidaknya itu yang saya rasakan dulu.

Berbicara tentang sekolah, Kalimantan merupakan daerah dimana taraf hidup masyarakatnya masih tergolong cukup rendah. Pagi itu, banyak terlihat anak-anak dengan wajah yang semangat dan bergembira berangkat ke sekolah..dengan berjalan kaki tentunya. Meskipun saya yakin tas lusuh yang mereka pakai mungkin bekas kakak atau abangnya dulu, dengan seragam yang kumal yang baju putih yang lebih tepat dikatakan "kuning", semangat mereka untuk belajar tidaklah dikalahkan oleh hal hal demikian. Saya tersenyum oleh semangat mereka.

Namun, koran Pontianak Post yang terbit keesokan harinya tidak membawa kabar yang baik. Disitu diberitakan tiga orang anak yang tidak mampu, yang bersekolah hanya dengan berbekal buku seadanya dan pakaian kumal, diusir pulang oleh pihak sekolah. Bagaimana mungkin lembaga pendidikan yang berkoar-koar untuk mencerdaskan bangsa malahan dalam realitanya membunuh impian anak-anak malang tersebut. Siapa tahu diantara mereka ada yang merupakan calon Habibie di masa mendatang? Atau bakal dokter yang hebat bahkan mungkin calon pemimpin negara yang luar biasa. Demi senilai rupiah saya yakin, lembaga pendidikan telah menutup jalan kesuksesan mereka. Ironis..
Hati saya menangis memikirkannya.



2 komentar:

shilda mengatakan...

nie...
welll tulisan yang bagus...
gue selalu mikirin nasib anak2 indonesia disini
seneng elo juga punya mikirin hal yang sama!
cia yoo

Boston mengatakan...

saya jadi ingat joke ttg janji pejabat..yang katanya akan memberantas kemiskinan.
Ketika ditanya kenapa PKL malah diusir jwb beliau sbb,"lho..kan sudah saya bilang...saya akan memberantas kemiskinan,,bukankah sekarang orang miskin sudah saya berantas??"
Kayaknya ada yg salah pada pejabat2 sekarang...ntar dech kalo tny jadi pejabat pasti anak2 itu sekolah semua..
Untuk saat ini, saya cukup puas jadi penjahat dulu...wkwkwkwkwk
c u ..tetap semangat nulis