Rabu, 18 Juli 2007

Terima Kasih

Pagi ini ketika aku terbangun dan melihat tetes-tetes embun di daun yang masih segar..aku teringat akan Dia. Terima kasih untuk setitik penyejuk di awal hari. Daun teratai di kolam itu dapat menghijau karenanya..

Saat kubuka jendela lebih lebar, kurasakan segarnya udara pagi. Ada harum rumput yang masih basah. Diatasnya seekor kodok sedang berdiam diri. Ih..geli. Tapi tatkala kututup mata ini, semua inderaku dapat merasakan anugrah cintaNya. Embun, rumput, udara.. Terima kasih sudah menempatkanku diantara ini semua..

Detik-detik jarum jam bergerak perlahan. Tertatih-tatih menyongsong menit menjemput jam berikutnya. Sang surya penguasa siang beringsut ke langit yang paling tinggi. Panas. Menyengat. Memaksa keringat untuk mengalir lebih banyak. Namun satu terima kasih tetap kan ku ucapkan. Terima kasih untuk keahlian Matematika-Mu..sehingga jarak sang surya dan planetku begitu pas untuk hidup..

Malam. Gelap. Dingin. Sunyi. Namun Bapa, tetap satu terima kasih buatMu. Yang sudah menggantungkan sabitmu dilangit gelap untuk menerangi penutup hariku. Terima kasih atas bintang-bintang kecil..yang atas perintahMu tak akan pernah berhenti berkedip..menerangi tidurku..menemani mimpiku.
"Terima kasih"..ucapku.

1 komentar:

Boston mengatakan...

Hm..begini saudaraku...
dari paragraf pertama s/d kedua, kalo tiap hari kamu bangun model begini..bakalan terlambat ke kantor tuch..abis kelamaan penghayatannya..sampai ngak ada cerita gosok giginya/apa kamu memang ngak hobby gosok gigi??wkwkwk
btw nilai mu saya kasih A
GBU..your bad friend