Rabu, 10 Oktober 2007

Langit Biru Besar Nun Jauh Disana

Saya pernah membaca suatu novel yang cukup istimewa. Tentang seorang anak yang bingung menghadapi kematiannya, sementara ia merasa masi belum saatnya ia mati, berpindah dari dunia ini ke Negeri Lain.

Harry meninggal ketika ditabrak truk ketika sedang bersepeda. Beberapa menit sebelumnya, ia keluar dari rumah dengan perasaan kacau dan marah karena bertengkar dengan saudara perempuannya. Dan beberapa saat kemudian, ia mendapati dirinya sedang bingung dan berada dalam satu antrian panjaaaaang dibelakang sebuah Meja Besar.
....

Negeri Lain adalah sebuah tempat persinggahan sementara dan pendaftaran (dalam cerita itu, tentunya) sebelum dapat pergi ke tempat yang bernama Langit Biru Besar Nun Jauh di Sana,
The great blue yonder.. Akhirnya, dengan bantuan sebuah pelangi dan dengan ditemani oleh Arthur, Harry kembali ke dunia.. Kembali sebentar saja, untuk menyelesaikan apa yang belum ia selesaikan, untuk mengucapkan selamat tinggal atas kepergiannya yang begitu tiba-tiba..sebelum ia menuju ke Langit Biru Besar Nun Jauh di Sana, dan tak akan pernah bisa kembali lagi.

Ia singgah sebentar ke sekolah nya. Dan semua yang didapatinya membuat tenggorokannya terasa tercekat dan ia menangis terharu tanpa suara. Kematiannya membuatnya merasa jelas bahwa selama ini John, musuh terbesarnya adalah seseorang yang diam-diam memperhatikannya dan merasa menyesal akan kepergian Harry yang terlalu awal, sehingga mereka tidak punya kesempatan untuk bersahabat.
Dan juga kepada Eggy..kakaknya. I Love u, sis.. demikian ia meninggalkan catatan kecil didalam buku pe-ernya.
Melihat ibunya lesu, ia merasa ingin mati sekali lagi. Alt kucingnya yang kini ternyata menjadi takut padanya.
Ayahnya...yang sedang mengunjungi makamnya.
Ia melihat batu nisan yang dibelikan baginya begitu bagus dan indah, sambil berharap orangtuanya tak menghabiskan uang terlalu banyak bagi dirinya.
Dulu ia merasa malu dicium ibu dan ayahnya, tapi kini ia sungguh ingin memutar kembali waktu dan mengatakan "I Love u, Mum..Dad".

...............................

Seperti itukah? Seperti itukah kalau kematian datang menjemput kita?
Saya jadi berandai-andai, jika saya mati nanti..apakah saya akan memerlukan bantuan pelangi untuk kembali ke dunia. Untuk menyelesaikan apa yang belum selesai, untuk meminta maaf atas apa yang belum termaafkan? Tapi jika bisa memilih..saya ingin langsung terbang ke Langit Biru Besar Nun Jauh Disana, tanpa beban..

Yeah.. ingin rasanya hidup lebih baik lagi...


Tidak ada komentar: