Senin, 04 Februari 2008

Kisah...

Mereka teman dari kecil. SD, SMP..sayang berlainan SMA. Apa sih permainan yang belom pernah mereka mainkan? Adu gundu..pasti si cewe yang menang. Adu lari n membolos bersama? Wah..itu sih uda biasa. Main air dan nangkap ikan disaat banjir? Hobi namanya..
Mereka paling hobi berenang disungai. Ketika itu, rumah mereka masih berdekatan (sebelom orang tuanya si cowo pindah ke rumah baru mereka). Masih teringat kali itu, hanya dengan celana pendek dan kaos oblong mereka nyebur bareng teman-teman. Malu? Belom ada uratnya kalee.. hehehe..

Seiring waktu, ternyata pepatah witing tresno jalaran soko kulino berlaku buat mereka. Entah kapan itu bermula, tapi cowo itu selalu merasakan debaran yang aneh tiap melihat wajah sahabatnya. Kok kayaknya ada uler di perut ya? (cacingan, maybe..). Bukan remaja yang bodoh, ia tau klo saat itu ia merasakan yang namanya love. Cinta. Cuman yang ada di benaknya saat itu.. yah.. cinta monyetlah. Engga usah di terusin, daripada merusak persahabatan mereka. Jadi, ia memilih diam sambil membujuk reda hatinya.

Dan ketika si cowo pindah rumah, dan mereka mendaftar di SMA yang berbeda..otomatis hubungan mereka menjauh pula. Ya lah..waktu itu belom ada jamannya hape. Pager? Bah..boro-boro..

Lama bangettt kaya nya engga pernah ketemu..sampe suatu hari di pertengahan kelas 2, di suatu sore yang panassss meskipun jam sudah mendekati angka 6..keduanya lagi berada di titik yang sama. Di jalan Tol. Lagi jalan kaki. Dengan seragam SMA. Keringatan. Kecapean.
*maklum..di Pontianak, anak pelajar susah bangett buat naik angkot.

"hooooiii.."
"hahahahaahahaha...kok jalan kaki?"
"Kamu..kok jalan kaki"
"Tak dapat oplet lah.."
"Loh..samaan donk kita"
"Hahahahahahahha..." keduanya kompak menertawakan nasib.

Saat itu, si cowo berusaha keras melawan keinginan hatinya untuk jujur pada hatinya sendiri, sekaligus juga untuk jujur kepada sahabat lama yang kini berjalan di sisinya ini. Belakangan.. takut di tolak, katanya. Hehehe..

Matahari sore seakan menemani mereka berjalan..Jauh, namun akhirnya sampai juga batas perpisahan. Menempuh belokan yang berbeda.. sejak itu, keduanya seakan menghilang satu sama lain.

Hidup emang diatur ama Tuhan. Cinta. Perasaan. Kehilangan. Kangen. Kita cuman bisa menjadi "objek penderita".
Episode tahun tahun berikutnya..mereka bertemu lagi dikampus yang sama. Tapi situasinya udah berbeda sekarang. Si cewe udah punya pacar..sedangkan sahabatnya memilih untuk tetep diam di tempat. Mencoba memelihara cinta yang sudah ada, gitu sih ngakunya.

Sekarang, mereka kembali akrab. Dekat. Bercanda, tertawa, dan berkeluh kesah bersama menimbulkan "sesuatu yang berbeda" di hati masing-masing.
Tapi keadaan kini menjadi alasan bagi si cewe untuk tidak mengakui perasaannya. 1001 alasan membuat ia bersikukuh untuk menyangkal isi hati yang sebenarnya. Sekaligus juga membuat ia menangis saat diingatnya suatu kali sahabatnya pernah berkata "Aku sedih dengan keadaan ini. Aku sedih tiap melihatmu. Tapi.."
Tapi? Kalimat ini engga diteruskan.

Yeah..ini kisah salah satu sahabatku.
Mataku turut berair saat mendengar kisahnya.
Entahlah.. Cinta..
Kau buat hatiku.......................patah.



2 komentar:

Anonim mengatakan...

Aduh sedih banget ceritanya...

Anonim mengatakan...

katakanlah cinta sebelum terlambat...