Saat raga menyerah dan tak mampu lagi memerangkap jiwa yang ada di dalamnya..
Saat itulah segala kebesaran dan kekayaan, prestise dan kekuasaan akan terasa sebagai kesia-siaan belaka. Tetaplah hanya seonggok daging tak bernyawa yang akan tertanam di tanah, jiwa yang melayang kembali menghadap Pencipta..tak di temani emasnya, tak ditemani kekuasaannya..
Setidaknya, itulah yang terpikir olehku saat nonton berita khusus di RCTI kemarin siang. Seluruh stasiun tipi bahkan memberikan tentang kematian mantan penguasa besar negeri ini selama 32 tahun lama. Berita yang diulang ulang itu tak itu saja isinya. Sampai pengumuman akan hari berkabung nasional yang 7 hari lamanya. Dan pagi ini saat aku berangkat kerja, nyaris sepanjang jalan terpasang bendera setengah tiang. Tanda turut berduka yang sedalam-dalamnya.
Ntahlah..ada yang mensyukuri kematiannya -katanya orang jaat, biar cepet-cepet mati aja..astaganaga, kejam amat sih-, ada yang berduka -karena merasa Pak Harto telah menyumbangkan banyak hal kepada negeri ini, ia adalah pahlawan-, ada yang menyesali -katanya belom sempet diadili kok mati duluan-..
Engga bisa kita sangkal, Pak Harto memang telah melakukan banyak hal kepada bangsa kita. Hal yang baik. Hal yang buruk. Dan terkadang, batas antara kebaikan dan keburukan sangatlah tipis.
Yah..Pak Harto, akhirnya tibalah masa mu. Istirahatlah yang tenang. Kini kau memasuki babak kehidupan yang lain. Awal dari suatu kekekalan. Soal kekal dimana, biar Tuhan yang aturkan buatmu..
Sleep tight..
1 komentar:
Kayaknya yang diputar di TV berulang-ulang agak berlebihan deh, ketauan banget mo narik simpatik hohohoho ^o^
Posting Komentar